Kembali ke solo (persiapan)


Tanggal 20 Februari diputuskan sebagai tanggal mengakhiri liburan saya di kampung halaman. Memang agak telat sekali sih karena perkuliahan ternyata sudah dimuali lebih awal dari perkiraan saya yaitu tanggal 16 Februari, yaudahlah kebacut apa boleh buat nasi sudah menjadi rangginang.

Menjelang hari keberangkatan ke SOLO tidak lupa saya berapamitan sekaligus minta doa semoga kuliah saya selalu dimudahkan dan tentunya minta barokah dari teman – teman dikampung, teman sekolah, tetangga hingga orang – orang lingkungan kompleks mesjid saya pemiti dan alhamdulilah ada salah satu tetangga yang baik sekali membuatkan roti bolu sebagai oleh – oleh buat adik saya yang di jogja dan saya sendiri.

Untuk bisa kembali ke kota SOLO bukanlah perkara yang mudah karena  mesti melewati berbagai jenis perjalan dari lewat darat , laut , udara dengan menggunakan berbagai transportasi dari mobil travel, feri, pesawat, kereta dan ditutup dengan numpang motor milik teman menuju pintu kamar kos saya. Jadi mari kita urutkan perjalanan ini satu demi satu dulu.

Jadi, begini meskipun pesawat yang mengantar saya ke jogja baru berangkat jum’at tanggal 20 Februari tepatnya pkl 06.50 Am saya mesti berangkat sehari sebelumnya dikarenakan jarak antara Kotabaru dengan Banjarmasin sangat jauh dibutuhkan sekitar 7 jam untuk sampai kebandara Syamsudi Noer itu juga kalo nyebrang laut nunggu ferinya gak kelamaan atau gak ada gelombang gede.

Biasanya orang – orang yang pengen ke Banjarmasin bisa menggunakan Bus Mini namun belakangan ini ada trend baru dimana orang – orang memilih menggunakan jasa Travel meski bukan suatu yang baru gak tau kenapa jumlah pengguna travel sepertinya makin lama makin banyak saja, ada yang bilang kenapa memilih Travel karena dari sisi harga cukup bersaing, bisa dijemput dan diantarkan kemana saja , dan banyak yang bilang naik travel jauh lebih cepat sampai ke tujuan. Menurut saya salah satu alasan kenapa banyak yang memilih travel karena cocok dengan kondisi jalanan Kalimantan yang kurang stabil.

Saya pun juga akhirnya memilih Travel untuk mencapai bandara sambil menunggu mobil datang saya sempatkan sholat maghrib qashor isha di mesjid belakang rumah selelsai sholat saya tidak langsung pulang gak tau kenapa ada rasa takut ketika pulang terutama meninggalkan ibu di rumah sendiri dan yang paling buat saya terus bingung kata terakhir apa yang mesti saya bilang ketika mesti meninggalkan dia lalu saya minta berdoa kepada Allah SWT lindungilah saya dan hilangkan kesedihan dan kesepian beliau selama saya jauh dari beliau. Lalu saya pemitan dengan jemaah mesjid dan minta doanya untuk selalu dimudahkan dan semoga selalu barokah, lalu saya pulang karena ibu mulai mengingatkan jemputan mau datang.

Mobil travel yang menjemput saya sempat telat karena sopir yang seharunya Pak Alpi ternyata sedang sakit akirnya diganti dengan sopir yang lain, lumayan lama menunggu mobil Travelnya datang karna sopir travel mencari alamat penumpang yang sulit terutama rumah saya yang sangat desa dan gelap sekali, akhirnya mobilnya datang juga barang-barang saya mulai dimasukkan. Ketika ada raut wajah yang tidak bisa disembunyikan dari ibu saya mungkin rasa takut yang dikhawatirkan beliau. seandainya saat itu aku bisa bilang semua akan baik-baik saja mungkin itu bisa membuat beliau tenang.

Perlahan – lahan ban mobil mulai berputar menjauh rumah saya ...

Bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar