“Jangan lupa besok kita ada janji penting membahas
kelanjutan rencana yang diamanahkan kepada kita.” Itulah kata – kata yang
selalu dipesankan sebelum aku tidur.
Tidak ada yang tau kenapa janji sangat mudah ditepati dan
tanpa izin sangat mudah saya ingkari, saya sudah jujur kalo saya sudah tidak
tertarik disini bukan karena kalian yang suka memaksa melainkan caranya kita
melihat isi buku yang sama tapi tidak bisa berbeda.
Sudah terlalu lama aku asik dengan sendiri bukan karena aku
menyukainya, ini sudah menjadi pilihan terbaik yang harus saya pilih, mungkin
karena saya yang tidak tahan dengan kesalahan menjadikan kesempurnaan mesti
dicapai, jika tidak harus diulang dan tidak boleh dilanjutkan.
Teman terbaik hanyalah air soda manis yang setia membunuh
malam demi malam yang penuh kekalutan tentang rahasia masa depan yang sudah
mulai bosan saya kejar. Mestikah saya harus takut menerima kenyataan bahwa saya
harus berhenti mengejar masa depan yang penuh rahasia yang disimpan tuhan ?
Dan makin pekatnya malam membangunkan pagi yang masih begitu
gelap di angka pkl. 04.00 dan memaksa saya untuk tenang dibawah lantai bersama
mimpi yang mesti dilanjutkan. Dan dibangunkan kembali oleh gelisah bahwa saya
harus kesiangan lagi dan lagi.
Tauhkah kalian ini serasa aku selalu melakukan pekerjaan
kotor dimana orang-orang yang selalu percaya dengan saya selalu dikecewakan dan
itu terus dan terus terjadi tanpa mereka meminta maaf dari saya.
Apa yang membuat mereka selalu betah menerima lisan saya?
Seharusnya itu tidak usah kamu tanyakan kepada mereka ,
kamulah yang mestinya cepat sadar dan mengerti semua keadaan yang tidak
seimbang ini.
Kata terimakasih menjadi kalimat yang terlalu amat sakral
saya ucapkan karena saya terlalu meminta harapan yang lebih dari yang saya
terima. Bukanlah hal mudah melainkan cara saya yang terlalu bertele – tela yang
akhirnya menjerumuskan saya pada kenyataan ini.
Kemarin banyak yang menanyakan kemana, ngapain, bagaimana
keadaan mu sebenarnya yang membuat keberadaan seharusnya tidak ada selalu tidak
terdengar belakangan ini? Jawabannya, saya sedang pergi untuk belajar. Terimakasih
terhadap rasa khawatir kalian , saya merasa tidak ada yang mesti ditakutkan
selama saya mampu mempertanggung jawabkan pilihan saya , maaf membuat kalian
betah menunggu dan mulai membagi ruang di hati untuk kerinduan saya. Tetaplah menunggu
dan seperti biasa aku akan sulit member kabar, dan maafkan itu.
Sudahlah tidak usah kamu pikirkan besok karena bukanlah
misteri yang harus kamu selalu disikapi hati-hati menghadapinya, asalkan kita
sudah tau apa yang harus kita pilih untuk di masa depan. Rencana Tuhan akan
selalu berbanding lurus dengan apa yang dipilih hambanya, jadi apa yang mesti
membuat kamu terus hati-hati?
Pergi sangat jauh untuk bisa belajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar