Film Dokumenter Pendek, karya ISIS

Gak sengaja lewat depan kampusnya Insitut Seni Indonesia, Surakarta (dibaca: ISIS) saya melihat baliho besar bertuliskan festival Layar Dokumenter Pendek yang diadakan 22-23 Nov, yang akhirnya membuat saya tertarik melihat acara tersebut, ya karena biasanya yang cuman saya  tau film pendek cuman ada di video 3gp namun ternyata versi dokumenter juga ada.

oke tanpa basa basi sebelum malam saya sudah prepare buat kesana dengan membawa kamera camdig hasil pinjaman yang tentunya buat rekam serta selendang syal berwarna ungu yang selalu saya bawa dan diikat dikepala sebagai kamuflase biar saya dikira anak ISIS (ya setidaknya dikira orang senil begitu. hehehe).

saya memilih datang di hari terakhir pemutaran, karena belakangan ini lagi musim hujan yang gak karuan. Akhirnya saya datang meski terlambat, ya untungnya pemutaran film sesi terakhir belum diputar (selamat :D).

saya duduk dibangku tengah, mungkin karena hujan atau ini hari terakhir penontonnya terlihat lebih lenggang, sambil nunggu para penonton diberi hiburan live dengan aksi band The MUDUB yang merupakan produk asli dari kampus ISIS,

ini beberapa foto-foto penampilan mereka :



Lagu yang dibawakan sangat syahdu

penonton udah mulai ramai

menghampiri penonton

silahkan diterjemahkan sendiri






aura mereka sangat kuat membuat kamera beberapa kali sering tidak fokus

saya sih gak bisa mendefinisikan ini hiburan jenis apa mungkin bisa dibilang sirkus atau sebagainya, tapi mereka ngakunya band indie yang katanya juga selalu idealis dalam berkarya. ya itulah mereka The Mudub "Muka Dubur" (silahkan tanya orang atau mbah google arti "Dubur"). Ini bukanlah pertamakali saya nonton mereka, band ini cukup unik bagi saya meski gak bisa ngasih tau apa yang unik dari mereka. yang jelas band ini selalu membuat penonton tertawa dari lyric sampai gaya ngomong mereka yang terkadang gak kenal tempat.

akhirnya yang dinanti-nanti tiba, pemutar film dokumenter dimulai


Layar Dokumenter Pendek
film hasil karya anak ISIS sangatlah keren-keren dan semuanya mempunyai sudut pandang yang dapat diartikan berbeda tiap penonton, inilah dimana penilaian dealis kita diuji dalam melihat fenomena masyarakat sehari-hari 

Dari beberapa dokumenter ada karya dokumenter yang sangat mengena bagi saya judulnya "Kembang Panggung" karya Nur Muhammad Iskandar
yang bercerita Gatot seorang laki-laki yang berperan menjadi ayah dan ibu dalam konteks yang sebenarnya, dimana gatot mencari nafkah untuk ibu dan anaknya sebagai penyanyi sinden tentunya harus menyamar menjadi wanita.  tentu ini fenomena masyarakat kita yang gak pernah kita lihat sebelumnya, jujur saya gak bisa ngelupain ini dokumenter saking kerennya.

ya semoga karya para sineas indonesia bisa lebih keren lagi dan bisa menjadi tuan rumah di negerinya sendiri Amin. (jadi tertarik bikin film juga nih).
jadi gak sabar bikin karya juga. intinya dengan dengan karya akan menjadi pembeda kita dengan orang lain.

ok terimakasih sudah sampi jumpa di Layar Dokumenter Pendek tahun depan ya,  heheh bye bye


Asikkk dapat bonuss
ini yang masih penasaran sama The Mudub, sorry ya cuman ngerekam pas reffnya saja  :



Tidak ada komentar:

Posting Komentar